Nomophobia adalah ketakutan yang berlebihan bila seseorang tidak bisa menjangkau ponselnya (karena hilang atau lupa), tak ada pulsa, kehilangan sinyal, atau kehabisan baterai.
Teknologi apa yang paling dekat dengan kita? Ponsel tentu saja. Ke mana saja, ponsel selalu menyertai kita. Bisa dikatakan bahwa dewasa ini, hampir semua orang telah memiliki semacam ketergantungan dengan teknologi, terutama ponsel pintar.
Perhatikan sekitar Anda, di mana pun, terutama di tempat umum, Anda akan menemukan banyak orang yang sedang menunduk, kusyuk dengan ponsel/gadgetnya masing-masing. Iya, bukan hal yang aneh, mengingat tren media sosial kini lebih diminati dari interaksi sosial langsung.
Kembali ke nomophobia, yang tanpa disadari, mungkin pernah atau sering kita alami. Meski sedang bersama keluarga atau orang-orang yang kita kasihi, ada saat di mana kita akan merasakan kehilangan bila tak menengok ponsel kita, walau sejenak saja. Apalagi bila ponsel kita ternyata tertinggal di suatu tempat yang tak mudah dijangkau, maka rasa kehilangan tersebut akan semakin mendalam.
Parahnya lagi, vendor-vendor pembesut ponsel kini berlomba meracik dan merilis ponsel pintar dengan harga yang terjangkau sejuta umat, sehingga semakin banyak orang yang memiliki ponsel pintar, berbanding lurus dengan meningkatnya pengidap nomophobia.
Penelitian Mengenai Nomophobia
Pada tahun 2008 (tahun di mana gejala-gejala nomophobia mulai diteliti), YouGov plc melakukan survei terhadap 2163 orang dewasa di Inggris. Hasilnya, sebanyak 53% pengguna ponsel mengakui bahwa mereka mengalami kecemasan saat kehabisan pulsa dan kehilangan sinyal.
Pada tahun 2012, dari hasil survey yang dilakuan oleh sebuah perusahaan IT asal Inggris, SecurEnvoy, diketahui bahwa sebanyak 66% pengguna ponsel memiliki rasa takut kehilangan atau terpisah dari ponsel mereka (meningkat dari penelitian tahun 2008). Diketahui pula bahwa rata-rata pengguna ponsel saat itu mengecek ponselnya sebanyak 34 kali dalam sehari. Selain itu, terungkap bahwa sekitar 41% pengguna ponsel memiliki ponsel lebih dari satu.
Masih di tahun 2012, sebanyak 40% responden Amerika Serikat yang disurvei oleh Chicago Tribune lebih memilih tidak menggosok gigi selama seminggu daripada terpisah dari ponselnya.
Selanjutnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh 11Mark, menyatakan bahwa 75 persen responden menggunakan ponselnya di kamar mandi.
Menurut survei yang dilakukan oleh Cisco di Australia, 9 dari 10 orang berusia dibawah 30 tahun mengakui mengalami nomophobia. Survei tersebut dilakukan pada 3800 pemakai ponsel pintar.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sampai sekarang belum ada data yang pasti. Namun, di Asia sendiri, nomophobia bisa dikatakan telah menjadi ancaman nyata. Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan di India, 45% dari responden mengalami nomophobia.
Nah, apakah Anda mulai merasa menjadi nomophobic (orang yang mengalami nomophobia)? Berikut ini tanda-tandanya.
Tanda-tanda atau Gejala Nomophobia
- Terobsesi dengan ponsel Anda, selalu mengeceknya tiap ada kesempatan, khawatir bila ada panggilan masuk atau pesan yang terlewatkan.
- Merasa gelisah bila baterai mulai habis, tak pernah lupa membawa powerbank, selalu menjaga dan memastikan baterai ponsel dalam keadaan penuh.
- Membawa dan menggunakan ponsel ke mana saja, termasuk ke kamar mandi, kamar tidur, di atas motor, di dalam mobil.
- Memiliki lebih dari satu ponsel, sebagai cadangan bila salah satunya hilang atau tak berfungsi. Sebenarnya tak masalah memiliki banyak ponsel, namun bila itu adalah alasan untuk menghilangkan kegelisahan dan ketakutan akan kehilangan ponsel, bisa jadi Anda memang seorang nomophobic.
- Panik ketika tak bisa menemukan ponsel, lupa di mana menaruhnya.
- Timbul kecemasan berlebihan bila ponsel tidak berfungsi atau kehilangan sinyal, atau pulsa mulai menipis.
- Lebih peduli terhadap isu-isu yang berkembang di media sosial daripada yang terjadi di sekitarnya.
- Jarang bersosialisasi secara langsung karena lebih nyaman bersosialisasi lewat media sosial yang bisa diakses setiap saat dengan ponsel.
Cara Mengatasi Nomophobia
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau menghindari nomophobia. Cara terbaik adalah dengan "Digital Detox" yaitu memulai menyadarkan diri tentang dampak negatif dari nomophobia. Seperti menyadari bahwa banyak waktu yang terbuang karena ponsel. Menyadari bahwa makin berkurangnya interaksi langsung kita dengan keluarga, orang terkasih, dan juga teman-teman kita.
Di samping itu, cobalah untuk meminimalisir penggunaan ponsel pada saat pertemuan dengan keluarga atau teman-teman kita, agar tercipta suasana yang lebih hangat dan berkualitas.
Tak kalah penting, meyakinkan diri sendiri, bila kita mampu menjalani kehidupan tanpa harus terlalu bergantung pada ponsel, karena ponsel adalah buatan manusia, dan kita tidak bergantung pada manusia, apalagi barang buatan manusia.
Terakhir, mendekatkan diri pada Sang Pencipta juga sangat ampuh untuk menghilangkan segala kecemasan dan ketakutan, termasuk nomophobia :)
Bagaimana trooperz? Kalian udh kena nomophobia belum? Klo sudah coba lakukan digital detox nya ya... Semoga berhasil! Good Luck!
0 komentar:
Posting Komentar