Sejarah internet Indonesia bermula pada
awal tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih
dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama,
kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para
pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada
perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian
aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan Internet.
Di
Indonesia sendiri, internet merupakan media komunikasi yang mulai
populer di akhir tahun 1990. Perkembangan jaringan internet di Indonesia
dimulai pada pertengahan era 1990, namun sejarah perkembangannya dapat
diikuti sejak era 1980-an. Pada awal perkembangannya, kehadiran jaringan
internet diprakarsai oleh kelompok akademis/mahasiswa dan ilmuwan yang
memiliki hobi dalam kegiatan-kegiatan seputar teknologi komputer dan
radio. Para akademis dan ilmuwan tersebut memulai berbagai peercobaan di
universitas dan lembaga pemerintah dengan melakukan penelitian yang
berhubungan dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komputer beserta
jaringannya. Karenanya, internet hadir sebagai bagian dari proses
pendidikan di universitas dan berfungsi memudahkan pertukaran data dan
informasi, yang hadir tidak hanya dalam lingkungan kampus/lembaganya
saja, melainkan antar kampus dan antar negara.
Pada tahun 1988, pengguna awal Internet
di Indonesia memanfaatkanCIX (Inggris) untuk mengakses internet. CIX
menawarkan jasa e-mail dannewsgroup hingga menawarkan jasa akses HTTP.
Saat itu, pengguna Internet memakai modem 1200 bps dan saluran telepon
internasional yang sangat mahal untuk mengakses Internet. Di tahun 1989,
Compuserve (AS) hadir dan menawarkan jasa yang sama. Beberapa pengguna
Compuservememakai modem yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang
terletak di Jakarta. Saat itu, biaya akses internet dengan Compuserve
terbilang mahal, walaupun jauh lebih murah dari CIX.
Kehadiran jaringan internet di Indonesia
sendiri diawali perkembangan kegiatan amatir radio dengan berdirinya
Amatir Radio Club (ARC) ITBpada tahun 1986.
Menggunakan pesawat Transceiver HF SSB
Kenwood TS430 dan komputer Apple II, belasan mahasiswa Institut
Teknologi Bandung (ITB) seperti Harya Sudirapratama, J. Tjandra
Pramudito, Suryono Adisoemarta dan Onno W. Purbo dibantu oleh Robby
Soebiakto, pakar diantara para amatir radio, berhasil mengkaitkan
jaringan amatirBulletin Board System (BBS) -merupakan jaringan e-mail
store and forward- yang berhubungan dengan server BBS amatir radio
lainnya di seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar. Robby
Soebiakto meyakini bahwa masa depan teknologi jaringan komputer akan
berbasis pada protokol TCP/IP. Karenanya, Ia membuat teknologi radio
paket TCP/IP yang diadopsi oleh para rekannya di BPPT, LAPAN, UI, &
ITB dan yang menjadi cikal bakal berdirinya jaringan internet yang
bernamaPaguyubanNet.
Selain Robby Soebiakto, hadir pula
Rahmat M. Samik-Ibrahim yang membangun jaringan Internet di Universitas
Indonesia (UI). Muhammad Ihsan yang membangun jaringan komputer
menggunakan teknologi radio paket band 70cm & 2m yang dikenal
sebagai JASIPAKTA. Selain itu, ada juga Suryono Adisoemarta, Putu,
Firman Siregar, Adi Indrayanto hingga Onno W. Purbo yang juga memiliki
peran penting pada awal pembangunan Internet di Indonesia sejak tahun
1992 hingga 1994.
Menurut data dari whois ARIN dan APNIC,
protokol internet (IP) pertama di Indonesia didaftarkan oleh Universitas
Indonesia pada 24 Juni 1988 (IP=UI-NETLAB [192.41.206/24]). Adalah RMS
Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu,
Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo, nama-nama orang yang
berjasa dalam awal-awal masa pembangunan internet Indonesia sekira
1992-1994. Mereka telah memberikan kontribusi dan dedikasi berdasarkan
keahlian yang mereka miliki di dunia internet.
Tulisan-tulisan tentang keberadaan
jaringan Internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa artikel di
media cetak seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio” di akhir tahun 1990 awal 1991. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahsiswa Elektro ITB di tahun 1989.
Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet
Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amatir
Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB
Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple
II milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti
Harya Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono
Adisoemarta (N5SNN) bersama Onno W. Purbo (YC1DAV), berguru pada para
senior amatir radio seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini
(YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m (7MHz).
Robby Soebiakto YB1BG yang waktu itu bekerja di PT. USI IBM Jakarta
merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk
komunikasi data radio paket yang kemudian mendorong ke arah TCP/IP.
Teknologi radio paket TCP/IP yang kemudian di adopsi oleh rekan-rekan
BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di
tahun 1992-1994.
Di tahun 1988, dalam surat pribadi Robby
Soebiakto YB1BG mendorong Onno W. Purbo YC1DAV/VE3 yang berada di
Hamilton, Ontario, Kanada untuk mendalami TCP/IP. Robby Soebiakto YB1BG
meyakinkan Onno W. Purbo YC1DAV/VE3 bahwa masa depan teknologi jaringan
komputer akan berbasis pada protokol TCP/IP.
Robby Soebiakto (YB1BG) menjadi
koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) yang
di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun
2000 AMPR-net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC).
Koordinasi dan aktifitas-nya mengharuskan seseorang untuk menjadi
anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti,
orari-news@yahoogroups.com.
Di tahun 1986-1987 awal perkembangan
jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto (YB1BG) merupakan
pionir dikalangan pelaku amatir radio Indonesia yang mengkaitkan
jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan
e-mail store and forward yang mengkaitkan banyak “server” BBS amatir
radio seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar.
Di awal tahun 1990 komunikasi antara
Onno W. Purbo (YC1DAV/VE3) yang waktu itu berada di Kanada dengan
panggilan YC1DAV/VE3 dengan rekan-rekan amatir radio di Indonesia
dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan peralatan PC/XT dan
walkie talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-Kanada terus
dilakukan dengan lancar melalui jaringan amatir radio.
Robby Soebiakto YB1BG berhasil membangun
gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere melalui satelit-satelit
OSCAR milik amatir radio kemudian melakukan komunikasi lebih lanjut yang
lebih cepat antara Indonesia-Kanada. Pengetahuan secara perlahan
ditransfer dan berkembang melalui jaringan amatir radio ini.
Tahun 1992-1993, Muhammad Ihsan masih
staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak jauh dari Bogor yang di awal
tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam kerjasama
dengan DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer
menggunakan teknologi packet radio pada band 70cm & 2m.
Jaringan LAPAN dikenal sebagai JASIPAKTA
dengan dukungan DLR Jerman. Protokol TCP/IP di operasikan di atas
protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad Ihsan
mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway
Internet yang ada di BPPT di tahun 1993-1998.
Firman Siregar merupakan salah seorang
motor di BPPT yang mengoperasikan gateway radio paket bekerja pada band
70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana menjalankan program NOS di
atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP.
IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran
komunikasi ke internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan
Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.
Putu sebuah nama yang melekat dengan
perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa kepemimpinan Bapak Menteri
Perindustrian Tungki Ariwibowo menjalankan BBS pusdata.dprin.go.id. Di
masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam membangun
pengguna e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai
menteri Pak Tungki yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak
Tungki beliau akan menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah
menteri pertama Indonesia yang menjawab e-mail sendiri.
Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992
kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh anggota
Amatir Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman, Aulia K. Arief,
Arman Hazairin di dukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba mengembangkan
gateway radio paket di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286
bekas barangkali ITB merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad
untuk berkiprah di jaringan PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI,
BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan lembaga yang lebih dahulu terkait
ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas yang jauh lebih
baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node
Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari
LAPAN.
Suryono Adisoemarta N5SNN sendiri ketika
masih menempuh kuliah S2nya di University of Texas di Austin, Texas,
menyambungkan TCP/IP Amatir Austin ke gateway Internet untuk pertama
kalinya, di gedung Chemical and Petroleum Engineering University of
Texas, Ameria Serikat, sehingga komunitas Amatir Radio TCP/IP Austin
bisa tersambung dengan jaringan TCP/IP seluruh dunia dan bahkan
memungkinkan akses langsung ke internet dengan mengunakan radio amatir
(Lim, 2005). Pengetahuan inilah yang kemudian Ia terapkan dalam
pengembangan radio paket di ITB.
Berawal dari teknologi radio paket
1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an memperoleh sambungan
leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET akses
Internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang
lainnya khususnya di PaguyubanNet.
September 1996 merupakan tahun peralihan
bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia
Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth
1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet
& IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian
terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya
AI3 Indonesia yang mengkaitkan 25+ lembaga pendidikan di Indonesia di
tahun 1997-1998-an.
Jaringan pendidikan ini bukan hanya
monopoly ITB saja, jaringan pendidikan lain yang lebih besar lagi adalah
jaringan SMK yang dibawahi DIKMENJUR (dikmenjur@egroups.com). Di tahun
2006, praktis ada lebih dari 4000 sekolah di Indonesia yang tersambung
ke Internet sebagian besar adalah SMK.
Mailing List Indonesia
Di tahun 1989-1990-an, teman-teman
mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai membangun tempat diskusi di
Internet, salah satu tempat diskusi Indonesia di Internet yang pertama
berada di indonesians@janus.berkeley.edu.
Berawal dari mailing list pertama di
Janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa Indonesia diluar
negeri pemikiran alternatif berserta kesadaran masyarakat ditumbuhkan.
Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list
legendaris di janus, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list
Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com.
Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat
strategis dalam pembangunan komunitas di Internet Indonesia.
Internet Service Provider Indonesia
ISP yang pertama kali di Indonesia ialah
Ipteknet http://www.iptek.net.id yang beroperasi penuh menjelang awal 1994.
Di tahun 1994-an mulai beroperasi
P.T. IndoInternet http://www.indo.net.id
atau IndoNet yang dipimpin secara part-time oleh Sanjaya. IndoNet
merupakan ISP komersial pertama Indonesia yang pada awalnya memanfaatkan
lisensi dari P.T. Lintas Arta.
Pada waktu itu pihak POSTEL belum
mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit
sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet
dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup
nekad barangkali. Lokasi awal IndoNet di daerah Rawamangun di kompleks
dosen UI kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI. ISP yang tidak lama
menyusul
IndoNETialah RadNet http://www.rad.net.id.
source: bektg.com